Thursday, October 25, 2012

The Matter of Bullying


Bully. Kata-kata yang akhir-akhir ini mewabah di masyarakat. Apasih bullying? Menurut kalian? Buat saya bully itu penyakit yang bisa mengakibatkan orang lain terjangkit penyakit hati. Kadang susah sih membedakan yang mana bully yang mana candaan.

 

Bully itu simple, Cuma sekedar kata-kata yang keluar dari mulut seseorang ketika ia melihat suatu objek kemudian diolah sedemikian rupa oleh otak yang sayangnya disalah tafsirkan oleh si mulut.

 

Menurut postingan Andimas Kurnianda di Kompasiana, "Komisi Nasional Perlindungan Anak memberi definisi / pengertian terhadap bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai atau manakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma / depresi dan tidak berdaya".

 

Kebayang ga sih sama kalian seberapa besar efek bullying? Yang paling pasti dan pertama sih ya sakit hati. Kalo mem-bully orang yang mungkin jelas ada salah sih beda soal ya, tapi kalo mem-bully orang yang bahkan ga pernah tau kesalahan dia apa, buat saya, itu sih kejam. Dan sangat disayangkan “Trend” yang berkembang saat ini ya mem-bully seseorang tanpa alasan.

 

Sekarang udah semakin banyak orang-orang yang  sering mengabaikan perasaan orang lain, buktinya banyak orang yang mem-bully tanpa merasa bersalah sama orang yang di-bully.

 

Bisa gak ya Bullying itu budaya yang timbul akibat dari hedonisme? Hedonisme itu kan ada disaat orang-orang / kalangan tertentu hanya memikirkan kesenangan dirinya / kelompoknya yang bersifat duniawi tanpa memikirkan lagi nilai-nilai kehidupan yang pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT.

 

Hemmm…. Entahlah

 

Saat ini terlalu banyak perilaku-perilaku manusia yang merendahkan martabat sesamanya.

 

Harapannya sih semoga para bullyers di dunia ini gak lagi melakukan bullying terhadap terbully (maksa dikit huehe). Hidup ini terlalu indah untuk dilewati hanya untuk menyakiti orang lain. Bukankah kebahagiaan yang nyata itu ketika kita mampu untuk membahagiakan orang lain?


Ls